JenisJenis Pekerjaan Beserta Gambarnya Jagadid. Macam Macam Pekerjaan Bahasa Jerman Berikut Gambarnya Jermania. Jenis Jenis Pekerjaan. 50 Macam Profesi Dan Pekerjaan Yang Ada Di Sekitar Kita Windowsnesia. Hasil Gambar Untuk Jenis Jenis Pekerjaan Kartun My Task Dokter. Gudang Gambar Kartun Macam2 Profesi Phontekno.
pengemasandalam kemasan plastik 2 (manual) - proses pengemasan dalam kardus (manual). Urutan proses produksi tersebut memiliki kesamaan dari keempat jenis tissue tersebut, yaitu terjadi tumpukan work in process dari proses yang menggunakan mesin otomatis ke proses yang penelitian disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Metodologi Penelitian
Dalammemulai sebuah proyek diperlukan terlebih dahulu sebuah analisis kelayakan. Melalui analisis ini akan dapat diperoleh kesimpulan tentang tingkat keberlanjutan proyek tersebut di kemudian hari. Seringkali sebuah proyek mengalami kegagalan dikarenakan kurangnya analisis secara komprehensif atas variabel-variabel
Berikutini adalah jenis jenis plastik yang aman digunakan untuk penggunaan berulang kali: Polyethylene (PET), High Density Polythyene (HDPE), Polyvinyl Chloride (PVC), Polypropylene dll. 1. Polyethylene Terephthalate (PET) PET adalah jenis plastik yang paling umum digunakan untuk kemasan botol minuman. Karena berwarna bening, membuat PET
Gambar1. Prinsip Pengolahan dan Pengemasan Aseptik Sistem pengolahan dan pengemasan aseptik terdiri dari sterilisasi produk, sterilisasi kemasan, sterilisasi ruang pengemas dan pengisian produk steril ke dalam kemasan steril (Gambar 1). Sterilisasi produk umumnya dilakukan dengan menggunakan uap panas.
Enzimtersebut akan menggunakan elektron untuk reaksi reduksi membentuk NADPH. Hasil dari aliran elektron tersebut adalah molekul ATP dan NADPH yang akan digunakan dalam
Denganmenggunakan perhitungan efiiensi tersebut maka tingkat efisiensi pada pengamatan dapat dihitung. Berikut ini merupakan tabel pengukuran efisiensi parsial yang dilakukan pada tungku 1 dan 2.
Katunyang dihasilkan dari proses penguraian, pelintiran, dan penipisan untaian katun. Pekerjaan tersebut bisa dikatakan 50% lebih lama dari biasanya. Namun lamanya proses tersebut mampu melahirkan benang katun yang kuat, lembut, dan nyaman di tangan. Well, itulah tadi penjelasan tentang jenis kaos custom terbaru di Ciptaloka.
Kemasan Pada umumnya kemasan makanan memiliki fungsi untuk melindungi isi produk. Perlindungan tersebut guna menghindari dari bahaya bakteri yang menempel, ketumpahan atau kebocoran, kerusakan fisik, dan lain-lain. Produk yang dikemas juga banyak dipilih konsumen karena lebih terpercaya dan terjamin kualitasnya.
KepalaPPDDP berkoordinasi dengan Kepala Kantor Wilayah DJP dalam rangka mengawasi pelaksanaan penelitian, penerimaan dan pengemasan SPT serta dapat membantu kelancaran kegiatan-kegiatan tersebut dari KPP dalam wilayah kerjanya sehingga SPT tersebut dapat diproses secara sistematis pada aplikasi PPDDP. 2.
iRA2km. at December 9, 2019 Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai jenis jenis pengemasan. Anda dapat menyegel atau menutup kemasan dengan sangat rapat menggunakan mesin continuous sealer. Kemasan adalah desain kreatif yang mengaitkan bentuk, struktur, material, warna, citra, tipografi dan elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan. Kemasan digunakan untuk membungkus, melindungi, mengirim, mengeluarkan, menyimpan, mengidentifikasi dan membedakan sebuah produk di pasar Berdasarkan fungsinya, kemasan moderen dibagi atas tiga kategori, yakni Primary Packaging, Secondary Packaging, dan Tertiary Packaging. Yang dimaksud dengan Primary Packaging adalah material atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi produk. Contohnya bermacam-macam, misalnya botol, kaleng, aerosol spray, amplop, bungkus permen, plastik pembungkus makanan, skin pack, wrappers, dll. Sementara Secondary Packaging adalah kemasan yang membungkus primary packaging atau kemasan yang ukurannya lebih besar dan mewadahi beberapa primary packaging sekaligus. Contohnya kardus atau shrink wrap. Kantong plastik yang sering anda gunakan untuk membawa beberapa kaleng atau botol juga termasuk ke dalam kategori secondary packaging. Terakhir, yang masuk kategori Tertiary Packaging adalah jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau pendistribusian. Contohnya container, barrel, dll. Tujuan Kemasan Physical Production. Melindungi objek dari suhu, getaran, guncangan, tekanan dan sebagainya. Barrier Protection. Melindungi dari hambatan oksigen uap air, debu, dan sebagainya. Containment or Agglomeration. Benda-benda kecil biasanya dikelompokkan bersama dalam satu paket untuk efisiensi transportasi dan penanganan. Information Transmission. Informasi tentang cara menggunakan transportasi, daur ulang, atau membuang paket produk yang sering terdapat pada kemasan atau label. Reducing Theft. Kemasan yang tidak dapat ditutup kembali atau akan rusak secara fisik menunjukkan tanda-tanda pembukaan sangat membantu dalam pencegahan pencurian. Paket juga termasuk memberikan kesempatan sebagai perangkat anti-pencurian. Convenience. Fitur yang menambah kenyamanan dalam distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup, penggunaan dan digunakan kembali. Marketing. Kemasan dan label dapat digunakan oleh pemasar untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk. Jenis Jenis Pengemasan Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan kaleng susu, botol minuman, dll. Pengemasa nSekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya. Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan, pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Kemasan sekali pakai Disposable, yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, makanan kaleng. Pengemasan yang dapat dipakai berulang kali Multi Trip, kemasan jenis ini umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap. Kemasan yang tidak dibuang Semi Disposable. Kemasan ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng susu dan berbagai jenis botol. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya. siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari kertas, foil atau plastik. Itulah ulasan mengenai jenis jenis pengemasan yang dapat anda coba. Resep Aneka keripik juga dapat di kemas dengan rapi agar lebih menarik.
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » Informasi » Kewirausahaan » Pengemasan Pengertian, Fungsi, dan Syarat Bahan Kemasan Januari 28, 2019 1 min readPengemasan adalah sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik gesekan, benturan, getaran.Fungsi PengemasanDi samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil pengolahan atau produk industri agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan, dan distribusi. Dari segi promosi wadah atau pembungkus berfungsi sebagai daya tarik untuk pembeli. Karena itu bentuk, warna, dan dekorasi dari kemasan perlu diperhatikan dalam pengemasan sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang pascapanen, sudah banyak inovasi dalam bentuk maupun bahan pengemas produk kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti mengeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan daun pisang, kelobot jagung pelepah daun jagung, daun kelapa/enau aren, daun jambu air dan daun jati. Pengemasan mempunyai tujuan utama yaitu untuk melindungi dari kerusakan, dan juga menjadi daya pikat bagi orang yang melihatnya agar tergiur Bahan KemasanDalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai konsumen terhantung pada kondisi bahan mentah, metode pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikian fungsi kemasan harus memenuhi persayaratan sebagai berikut Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkan dalam penanganan, pengangkutan, distribusi, penyimpanan dan penyusunan/penumpukan. Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnya perlindungan udara panas/dingin, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan,/tekanan mekanis, kontaminasi mikroorganisme. Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi, dan penampilan seperti bentuk, warna, dan keindahan bahan kemasan harus mendapatkan perhatian. Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan. Mempunyai ukuran, bentuk, dan bobot yang sesuai dengan norma atau standart yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desain kemasan dalam memiliki jenis kemasan, dapat diminimalisasi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat Permeabel terhadap udara oksigen dan gas lainnya. Bersifat non-toksik dan inert tidak bereaksi dan mentebabkan reaksi kimia sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas. Kedap air mampu menahan air atau kelembaban udara disekitarnya. Kuat dan tidak mudah bocor. Relatif tahan terhadap panas. Mudah dikerjakan secara massal dan harganya relatif itulah sedikit pengertian mengenai pengemasa, beserta fungsi pengemasan, dan syarat pengemasan yang baik dan benar. Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai informasi kewirausahaan dan semoga bermanfaat untuk Anda. Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw!
35 tidak dikehendaki, ditinjau dari segi keamanan dan kualitas. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Hubungan aktivitas air a w dengan laju kerusakan produk pangan Labuza, 1982 G. PENGEMASAN 1. Pengertian Pengemasan Pengemasan sering juga disebut sebagai pewadahan, pembungkusan, atau pengepakan. Pembungkusan berperan penting dalam mempertahankan mutu suatu bahan pangan dan telah dianggap sebagai bagian integral dari proses produksi. Menurut Syarief dan Irawati, 1988, kemasan berfungsi sebagai a. Wadah untuk menempatkan produk dan memberi bentuk, sehingga lebih memudahkan dalam penyimpanan, pengangkutan dan distribusi. b. Memberi perlindungan terhadap mutu produk dari kontaminasi luar dan kerusakan. c. Menambah daya tarik produk Faktor yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pangan adalah sifat bahan pangan tersebut, keadaan lingkungan, dan sifat bahan 36 kemasan. Bahan pangan mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam kepekaannya terhadap lingkungan. Produk pangan kering yang bersifat higroskopis harus dilindungi terhadap masuknya uap air. Umumnya produk pangan kering mempunyai kadar air rendah, sehingga harus dikemas dengan kemasan yang mempunyai daya tembus atau permeabilitas uap air yang rendah untuk menghambat penurunan mutu produk seperti menjadi tidak renyah Buckle, 1995. Pemilihan bahan kemasan, berkaitan dengan informasi dan persyaratan yang dibutuhkan oleh produk, seperti penyebab kerusakan produk dan reaksi yang akan dialami produk dalam kemasan tersebut sebelum dikonsumsi. Kerusakan yang paling umum terjadi pada bahan pangan adalah perubahan kadar air, pengaruh gas dan cahaya. Perubahan kadar air produk akan menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri, penggumpalan pada produk serbuk, serta pelunakan pada produk kering. Bahan makanan yang beraroma tinggi umumnya memerlukan kemasan yang dapat menahan keluarnya komponen volatil Syarief dan Irawati, 1988. 2. Beberapa Jenis dan Sifat Bahan Kemasan Persyaratan kemasan untuk bahan pangan antara lain permeabilitas terhadap udara rendah, tidak menyebabkan penyimpangan warna dan flavor produk, tidak bereaksi dengan produk, sehingga merusak cita rasa, tidak mudah teroksidasi atau bocor, tahan panas, mudah didapat dan harganya murah Hine, 1997. Menurut Syarief dan Halid 1993, penggunaan plastik untuk kemasan bahan pangan menarik karena sifat-sifatnya yang menguntungkan seperti lunak, mudah dibentuk, mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap produk, tidak korosif seperti wadah logam, mudah dalam penanganannya, dan biaya transportasi lebih murah. Kemasan plastik lemas memiliki kelemahan khususnya terhadap daya permeabilitas barrier gas dan uap air. Kelemahan ini memungkinkan terjadinya perpindahan molekul-molekul gas baik dari luar plastik udara ke dalam produk maupun 37 sebaliknya melalui lapisan plastik. Adanya perpindahan senyawa-senyawa tersebut dapat menimbulkan berbagai penyimpangan organoleptik Winarno, 1997. Beberapa jenis plastik yang dapat dibuat sebagai kemasan produk instan adalah High Density Polyethylene HDPE, Polyprophylene PP, dan Polyethylene Terephtalat PET. Masing-masing jenis plastik tersebut memiliki sifat yang berbeda. HDPE tergolong jenis plastik polietilen. Polietilen mudah dibentuk, lemas, mudah ditarik; daya rentang tinggi tanpa sobek; tahan terhadap asam, basa, alkohol, deterjen dan bahan kimia lainnya; penampakannya bervariasi dari jernih transparan, berminyak, sampai keruh; transmisi gas tinggi, sehingga tidak cocok untuk mengemas bahan makanan yang beraroma; kedap air dan uap air; dan mudah digunakan sebagai laminasi. Polietilen tergolong poliolefin dan dibuat dari proses polimerisasi adisi gas etilen. Polipropilen PP juga termasuk ke dalam jenis plastik poliefilen dan merupakan polimer dari propilen. Sifat-sifat utama propilen diantaranya ringan densitas gcm 3 , mudah dibentuk, tembus pandang dan jernih dalam bentuk film, lebih kaku dari polietilen dan tidak gampang sobek, mempunyai kekuatan tarik lebih besar dari PE pada suhu rendah akan rapuh dan tidak dapat digunakan untuk kemasan beku, permeabilitas uap air rendah, permeabilitas gas sedang, tahan terhadap suhu tinggi sampai dengan 150 C, titik leburnya tinggi, tahan terhadap asam kuat, basa dan minyak Syarief dan Irawati, 1988. Sifat-sifat polipropilen dapat diperbaiki dengan cara memodifikasinya menjadi OPP oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik satu arah atau BOPP biaxally oriented polypropilene jika dalam proses pembuatannya ditarik dua arah. Metalizing adalah teknik untuk membuat membran tipis dengan menyalurkan logam melalui permukaan kertas atau plastik film dalam kondisi vakum. Walaupun lapisan penglogaman ini tipis, sekitar 300-1000 Ã… m, tetapi dapat meningkatkan perlindungan, menahan bau, 38 memberikan efek kilap dan menahan gas Matsumoto, 2007. Logam yang biasa digunakan untuk metalasi adalah alumunium. Kemurnian alumunium yang digunakan adalah diameter wire alumunium sebesar mm dan biasanya ketebalan kurang dari mm. Proses metilasi dilakukan dengan melelehkan dan menguapkan alumunium wire pada suhu 1500 C. Uap alumunium akan melapisi film plastik yang berputar pada sebuah rol pendingin bersuhu sekitar 15 C. Rol pendingin diatur pada suhu tersebut agar film tidak meleleh ketika terkena uap alumunium yang panas. Alumunium memiliki sifat hermetis, fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Ketebalan alumunium foil menentukan sifat protektifnya. Berdasarkan pengujian fisik yang telah dilakukan terhadap bahan kemasan alumunium foil dengan tiga ketebalan yang berbeda oleh Balai Besar Kimia dan Kemasan BBKK pada tahun 2009. Pengujian ini meliputi densitas, gramatur, laju transmisi gas oksigen O 2 TR, dan laju transmisi uap air WVTR. Tabel 3. Analisis sifat fisik alumunium foil Laporan hasil uji laboratorium uji dan kalibrasi BBKK, 2009 Jenis Kemasan Ketebalan mm Densitas gcm 2 Gramatur gm 2 WVTR gm 2 24 jam O 2 TR ccm 2 24 jam Alumunium Foil Suhu = C, RH = 100 Suhu = 21 C, RH = 55 Data pada Tabel 2. menunjukkan bahwa ketebalan kemasan alumunium foil berbanding terbalik dengan nilai WVTR. Semakin meningkat ketebalan kemasan, nilai WVTR akan semakin rendah. Hal ini menunjukkan semakin tebal kemasan maka daya permeabilitas kemasan terhadap uap air semakin 39 rendah. Permeabilitas dan ketebalan kemasan juga berkaitan dengan densitas dan gramatur. Semakin rendah ketebalan alumunium foil, semakin kecil pula densitas dan gramatur. Menurut Matsumoto 2007, ketebalan kemasan menentukan laju transmisi gas oksigen O 2 TR dan uap air WVTR kemasan. Alumunium foil dengan ketebalan mm memiliki nilai WVTR dan O 2 TR yang paling tinggi dibandingkan dengan ketebalan lainnya. Hal ini berarti jenis alumunium ini paling mudah ditembus oleh oksigen dan uap air dari lingkungan selama penyimpanan. Berbeda dengan hasil analisis nilai O 2 TR terhadap masing-masing kemasan. Nilai O 2 TR paling tinggi terdapat pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm dan menunjukkan nilai terendah pada kemasan alumunium foil dengan ketebalan mm. Berbeda dengan pernyataan Robertson 1993 bahwa kuantitas dari difusi gas sebanding dengan ketebalan lapisan. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor diantaranya keanekaragaman struktur molekul penyusun lembaran atau film dan tingkat kepolaran. Plastik yang dilapisi logam metalized plastic dapat meningkatkan penampilan dan mengurangi transmisi. Plastik ini dapat melindungi produk dari cahaya. Penggunaan plastik ini antara lain untuk mengemas kopi, makanan kering, keju, dan roti panggang Matsumoto, 2007. H. PENDUGAAN UMUR SIMPAN